Mengintip Rawa Pening dari Puncak Kalipancur
Pagi- pagi benar,
Diawali dengan sarapan dan melakukan stretching, kemudian saya dan ketiga teman saya, F, S, dan A mulai bersiap. Setelah memastikan semuanya lengkap: carrier, perlengkapan, konsumsi, dokumentasi, p3k, kami melangkahkan kali ke arah pintu masuk sebuah tempat wisata.
Dari situlah kami disambut manis oleh sekitar 850 anak tangga. SEMANGAT!
Diawali dengan sarapan dan melakukan stretching, kemudian saya dan ketiga teman saya, F, S, dan A mulai bersiap. Setelah memastikan semuanya lengkap: carrier, perlengkapan, konsumsi, dokumentasi, p3k, kami melangkahkan kali ke arah pintu masuk sebuah tempat wisata.
Dari situlah kami disambut manis oleh sekitar 850 anak tangga. SEMANGAT!
Sepertiga perjalanan awal hanya akan terasa seperti melewati areal kebun. Yang nampak adalah jalan setapak di antara pepohonan bambu, pohon jagung, sedikit tebu, dan beberapa pohon lain yang tak saya tahu namanya.
Namun setelah ujung kebun terlihat, ada hal yang tidak disangka-sangka. Yang secara tidak sengaja disembunyikan. Sebuah pemandangan sapaan dari alam yang seakan berkata
Namun setelah ujung kebun terlihat, ada hal yang tidak disangka-sangka. Yang secara tidak sengaja disembunyikan. Sebuah pemandangan sapaan dari alam yang seakan berkata
"Selamat menikmati Kawasan Wisata Air Terjun Kalipancur..."
selamat datang di Kalipancur |
Pertama kali melihat saya heboh kegirangan.
"Terapi Hijaaaaaau!!!", teriak saya.
Belum selesai kehebohan saya, S, dengan nada suara dibuat bijak berkata:
"Eh Chan, coba Kamu lihat air terjun itu"
"Iya".Seketika saya langsung melihat air terjun yang nampak di depan mata.
"Nah, tepat di sebelah kanannya dan sejajar dengan puncak air terjun, disitulah kita akan memuncaki"
"...."Tak menjawab. Saya hanya tersenyum kecil sambil cengar-cengir. Antara excited dan gugup.
Ya, hari itu saya dan 3 orang sahabat akan berwisata plus-plus. Sebuah perjalanan wisata untuk melakukan hal khusus yang kami sukai.
Ratusan tangga kembali saya titi sambil berdendang kecil. Salah satu kebiasaan saya untuk menipu lelah. Meskipun tetap terasa lelah. Tangga oh tangga. Tetapi setidaknya cukup setimpal antara lelah dengan pemandangan yang disuguhi :)
Setelah anak tangga habis terlewati, tampak sebuah bangunan kecil. Sebuah warung. Ini adalah pertanda kami sudah sampai bawah dan berada di dekat air terjun. Warung saat itu masih kosong dan sepi. Menurut S dan A yang sudah pernah ke sini sebelumnya, warung ini buka agak siang. Dari mereka pula saya tahu di warung ini dijual berbagai jajanan kecil, gorengan, mie rebus, dan minuman hangat. Jajanan yang pas bagi wisatawan setelah kedinginan main di air terjun.
Kami istirahat sejenak di warung kosong itu. Menikmati hawa pagi di dekat air terjun. Menghirupnya banyak-banyak untuk menambah semangat sebelum melanjutkan perjalanan.
Kami istirahat sejenak di warung kosong itu. Menikmati hawa pagi di dekat air terjun. Menghirupnya banyak-banyak untuk menambah semangat sebelum melanjutkan perjalanan.
Setelah merasa cukup istirahat, kami lantas bergegas kembali.
Ada sungai kecil di dekat air terjun. Kami menyeberanginya sampai nampak jalan setapak menanjak. Kami menelusuri jalan itu melawati pinus-pinus yang menjulang tinggi. Hingga akhirnya tampak di depan mata. Sebuah bentukan alam tujuan kami.
Tebing andesit. Tingginya 100 meter. Segaris dan sama tinggi dengan puncak Air Terjun Kalipancur. Karena bentukan dasar ground-nya sudah tinggi, tebing yang akan kami panjat tersisa 85 meter. Dibilang 'tersisa', namun terasa masih cukup tinggi ya.
Sebenarnya untuk memanjat di sini tidak diharuskan sampai puncaknya. Setiap pemanjat, tentu boleh memasang target masing-masing. Boleh mencapai sekian meter, puluhan, atau sampai puncak. Semua tergantung minat dan kebutuhan masing-masing. Yang perlu diingat tentu saja semua dilakukan dengan safety procedure. Kesiapan diri, alat, kelengkapan, keamanan, dan juga fisik.
Sejak awal, target pemanjatan kami di sini memang sampai puncak. Jadi kami tidak menyia-nyiakan waktu. Karena pemanjatan tebing setinggi ini tentu tidak cepat. Terlebih kami melakukannya berempat. Bergantian.
Ini adalah salah satu pemanjatan besar bagi saya. Menghabiskan belasan jam untuk mencapai puncaknya. Melakukan pemanjatan diiringi suara air terjun. Pertama kali merasakan tidur di tebing. Belajar menetralkan rasa takut dan cemas. Saling menjaga dan mengingatkan safety procedure.
Karena itu ketika berhasil mencapai puncaknya. Rasanya menangis bahagia.
mengintip rawa pening dari ketinggian 100 meter |
senja di tebing kalipancur |
Lembah, bukit, air terjun, hijau, alam, kesegaran.
Itulah keseluruhan yang diberikan Wisata Kalipancur ini. Alamnya
memberikan beberapa pilihan bagi wisatawan untuk menikmatinya. Untuk
main dan bersenda gurau dengan air terjunnya. Untuk sekadar duduk dan
menikmati lukisan alam hijau. Yang punya hobi wisata minat khusus bisa singgah lebih lama dengan camping di sini. Dan jika ingin yang lebih khusus lagi, bisa seperti kami, berwisata ke puncak tebingnya.
Dan saya merasa sangat beruntung, pernah menikmatinya.
Salam,
Kachan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi yang ingin tahu cara mencapai Kawasan Wisata Air Terjun Kalipancur, Jawa Tengah:
Setelah terminal Tidar Magelang akan ada pertigaan, ambil kanan
ke arah Salatiga. Naik terus ke arah Kopeng. Sampai Kopeng, jalanan
akan mulai menurun. Kira-kira 2 km dari jalan yang menurun ada pertigaan kecil. Ambil jalan
ke kiri. Masuk sekitar 2 km. Ada pertigaan setelah jembatan, ambil ke kanan. Ikuti
terus sampai perempatan yang ada plangnya 'Air Terjun Kalipancur'.
Habis naik turun lagi 😑
ReplyDeleteihh ngga yo maaaas, di atas tebing tuh ada cafe, ngopi2 dulu lah weekkkk...
Deletega tau kan kan? main air muluk sih ;p
*prahara suami istri beda hobi* fiuuhhh
Memacu adrenalin bgt y wisatanyah hihi
ReplyDeleteiya, mbaa...buat yg suka ketinggian manjat, yg ga suka duduk2 di bawahnya boleh kok :))
DeleteKeren..mak Kachan suka manjat2 tho ternyata
ReplyDeletehaha...iya, mak..manjat ke-keren-an, lebih pas suka 'penekan' wkwkkk
Deletesatu kata.. "waooooooow"
ReplyDeletewoaaaaaa...
DeleteWah, air terjunnya mendamaikan nih sejuuuuk
ReplyDeletebanget, mbaaa...ayo mampir ke sana, biar bisa merasakan kesejukan yang damai :)
DeleteWah terbayar dengan melihat pemandangannya ya mak,,, sukses lombanya ya,
ReplyDeleteterbayar bgt, dengan pemandangan, dengan banyak pemaknaannya :D
Deleteayo manda ajak panda ke situ hihi...
makasih yaaa...
Wah terbayar dengan melihat pemandangannya ya mak,,, sukses lombanya ya,
ReplyDeleteWah terbayar dengan melihat pemandangannya ya mak,,, sukses lombanya ya,
ReplyDeleteHahahaaa pass!! Waktu muda pun nggak mungkin olahraga begini. Ngos2an. Saluuut, nggak nyangka dibalik wajah lembut. hobi olahraga ekstrim.
ReplyDeletewkwkwkwkw wajah lembut..
Deletemak Lusi, kan juga berwajah lembut kapan2 olahraga beginian yak haha
*brb cari tiket ke jateng
ReplyDeletehihi ayooo, jateng tuh luas banget lho mbaa, dan banyak bgt pilihan wisatanya...
DeleteWahhh harus buru-buru ke salatiga nih.. pengen buktiin cantiknya rawa pening dan kalipancur..
ReplyDeletesegeraaaaalah...
DeletePingin ke siniiii. Tapi jauh amiiir.
ReplyDeleteAyuk atuuh...wakakakakakk, dari mana dulu mbaa jauhnya XD
DeleteWah ijo royo-royo menyegarkan mata :)
ReplyDeleteSukses Mak lomba blognya...
Moga menang ya...
Cakep tulisannya :D
iya, mak arintaaa..terapi hijau deh pokoknyaa..
Deleteaamiin , makasih yaa :)
Wah keren mbak :D saya hanya pernah ke rawa pening n candi dukuhnya saja.. Hehee Ada sih planing ingin getrip ke kalipancur tapi belum tau kapan..
ReplyDeletebtw kunjungan perdana, salam kenal ya mbak..
Kalau ada waktu mampir ke blogku :D